Pembelajaran Jarak Jauh yang Menyenangkan
Oleh: Abdullah Makhrus, S.Pd.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya meniadakan ujian nasional (UN) 2020 dengan pertimbangan virus corona COVID-19. Mendikbud Nadiem Makarim merubah tata cara belajar di SMP, SMA, dan SD dengan konsep belajar jarak jauh. Kebijakan tersebut dituangkan dalam surat edaran (SE) No.4 tahun 2020 yang diteken tanggal 24 Maret 2020 (cnbcindonesia.com).
Namun, melihat perkembangan semakin meluasnya wabah korona di berbagai wilayah maka pelaksanaan kebijakan pembelajaran dari rumah di berbagai daerah diperpanjang. Sebagai contoh di Kota Sidoarjo pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19 diperpanjang hingga 20 April 2020. Liburan ini akan disambung dengan libur permulaan puasa sampai 25 April 2020 berdasarkan Surat Edaran (SE) No. 421 Tahun 2020 yang diteken Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 2 April 2020.
Perubahan adaptasi kegiatan belajar dari sekolah beralih ke rumah ternyata tidak berjalan cepat. Ada banyak kendala di sana sini. Kendala pertama dari guru, kedua media menyampaikan pesan dari guru ke orang tua serta ketidaksiapan orang tua untuk menjadi guru dadakan di rumah. Bentuk kegiatan belajar itu dikenal dengan pembelajaran jarak jauh(PJJ).
Kebijakan pembelajaran jarak jauh di berbagai daerah dimulai saat ada surat edaran menteri Mendikbud Nadiem Makarim yang mengubah tata cara belajar di SMP, SMA, dan SD dengan konsep belajar jarak jauh. Kebijakan yang dituangkan dalam surat edaran (SE) menteri ini tentu bertujuan untuk memprioritaskan kesehatan para siswa, guru, dan seluruh warga sekolah.
Penjelasan instruksi menteri tentang proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan tertentu. Bahwa belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan
Penjelasan instruksi menteri juga terkait variasi tugas pembelajaran dan sistem penilaian. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah
Sementara bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan baik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. Bentuk pelaporan yang dilakukan bisa melalui foto kegiatan siswa yang dikirim kepada guru siswa masing-masing.
Namun kenyataannya pembelajaran jarak jauh tidak mulus seperti yang dibayangkan. Kendala yang terjadi di lapangan banyak ragamnya. Pertama, guru belum siap melakukan program pembelajaran jarak jauh. Penyebabnya ternyata guru belum siap dengan program perencanaan pembelajaran. Kegiatan bagi siswa masih monoton dalam pemberian penugasan mengerjakan buku paket dan tidak menyenangkan.
Kendala pada guru banyak terjadi pada kendala teknis saat menyampaikan pembelajaran jarak jauh. Ini dikarenakan kendala peralatan teknologi maupun kemampuan mengoperasikan teknologi yang nyatanya banyak yang belum disiapkan dan belum dikuasai. Inilah yang kemudian menjadi kendala komunikasi antara guru dan orang tua saat melakukan penyampaian pesan pembelajaran.
Kedua, media penyampaian saat pembelajaran juga menjadi salah satu kendala. Ada guru yang kesulitan menyampaikan pesan pembelajaran pada orang tua karena alat komunikasi yang terbatas. Atau terkadang orang tua yang tidak memiliki alat komunikasi ataupun kendala sinyal gawai di daerah-daerah pelosok tertentu.
Ketiga, orang tua kesulitan mengajar di rumah. Ini lebih disebabkan karena selama ini sebagian banyak orang tua tidak memiliki ilmu dalam mengajar siswa. Padahal selama ini mereka menyerahkan sepenuhnya pendidikan pada gurunya. Selain itu kebiasaan siswa lebih patuh pada gurunya. Ini terlihat dari banyak meme orang tua yang kuwalahan saat mengajari anaknya belajar di rumah yang beredar luas di media sosial.
Lantas, bagaimana mencari solusi atas masalah ini? Menurut penulis, jalan keluar utamanya sesungguhnya berada di tangan guru. Mengapa demikian, karena guru yang memiliki kompetensi mengajar. Hal ini banyak dibuktikan dari tuntutan guru yang hars mengikuti proses sertifikasi guru guna menjadi standar dalam memberikan pelayanan pembelajaran yang berkualitas bagi siswa.
Maka, dari sisi inilah guru harus cepat belajar dan menyesuaikan. Hal Ini karena tuntutan penyampaian pesan pembelajaran harus dimulai secepatnya. Tidak mungkin siswa dibiarkan "menganggur" di rumah tanpa belajar yang berkualitas sebagaimana saaat ia belajar di sekolah.
Guru juga harus cepat memilih salah satu teknologi yang mudah agar orang tua tidak kesulitan menangkap pesan pengajaran dari guru. Teknologi yang dipilih juga memperhatikan agar pembelajaran bagi siswa juga tetap menyenangkan. Ini diprioritaskan agar komunikasi antara guru kepada siswa melalui orang tua mudah dan cepat dilakukan.
Jalan keluar berbagai jalur media komunikasi yang beragampun juga harus dipikirkan. Hal ini dimaksudkan agar bisa penyampaikan pesan bisa diterima oleh orang tua dengan kondisi teknologi minimal yang dimiliki oleh mereka. Teknologi pemilihan media juga mempertimbangkan kenyamanan dan menyenangkan bagi siswa.
Sebenarnya banyak alternatif teknologi pembelajaran jarak jauh. digunakan untuk menyampaikan pesan agar efektif. Berbagai platform pembelajaran daring atau online yang siap diakses oleh siswa di seluruh Indonesia tersedia banyak di Internet. Diantaranya Rumah Belajar, Meja Kita, Icando, IndonesiaX, Google for Education, Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Zenius, Cisco Webex, Quizizz dan lain-lain
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga meluncurkan Program Guru Berbagi untuk membantu guru melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) dan jarak jauh pada masa darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Melalui laman guruberbagi.kemdikbud.go.id, guru dan penggerak pendidikan dapat saling berbagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan inspirasi praktik baik pendidikan, khususnya pendidikan jarak jauh saat dianjurkan untuk belajar dan mengajar dari rumah(kemdikbud.go.id).
Nah, banyak jalan keluar dan solusi ini semoga menjadi solusi bagi guru agar pembelajaran jarak jauh berjalan efektif, mudah dan menyenangkan bagi bagi semua pihak. Kita semua tahu bahwa wabah korona itu berbahaya. Cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus korona khususnya di kalangan siswa dengan cara meliburkan sekolah. Namun siswa harus tetap belajar di rumah.
Untuk itulah, pihak sekolah khususnya guru harus pandai merencanakan dan meramu materi yang menyenangkan. Kemampuan sekolah dengan mempertimbangkan latar belakang (ekonomi) orang tua siswa yang beragam juga harus disiasati agar media komunikasi ini menjadi efektif. Untuk itu perlu kerjasama sekolah dan orang tua perlu dijalin agar pembelajaran jarak jauh menjadi menarik dan menyenangkan. Bukankah itu yang kita harapkan?
*) Abdullah Makhrus adalah guru kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo, anggota IGI sidoarjo, sekaligus Kepala Sekolah Center Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Muhammadiyah Sidoarjo
NO. HP: 081333148884/085731058680
Email :nasehatihamba@gmail.com